Dikutip
dari : Harian Suara Merdeka, Desember 2011
Sudah menjadi kebiasaan dalam dua tahun terakhir, Gereja
Kristen Muria Indonesia (GKMI) Ebenhaezer tidak pernah melewatkan Hari raya
Natal dengan apa adanya. Nuansa Natal benar-benar dihadirkan dalam gereja yang
berlokasi di jalan Pemuda Nomor 333 Pati itu.
Seperti gereja kebanyakan, Ebenhaezer memberi spirit
lebih dalam nuansa religi melalui pohon Natal. Bedanya dari gereja pada
umumnya, pohon Natal yang dipajang terbilang unik dan bergaya artistik.
Pihaknya tidak ingin membuat pohon Natal yang biasa-biasa
saja. Dalam dua tahun terakhir di pojok depan gereja selalu terpasang pohon
Natal berukuran Jumbo.
Tahun ini merupakan kali ketiga Ebenhaezer memberi
sentuhan Natal yang artistik. Jika dalam dua tahun lalu, pohon natal yang
dipajang berbahan dasar tali plastik (rafia) dan buah pinus, kali ini
menggunakan sentuhan yang lebih ekstrem, yaitu media air.
Pohon Natal yang di rancang bertinggi enam meter dengan
diameter bawah 2,7 meter dan atas 20 sentimeter. Pilar penopang pohon dari pipa
besi berukuran 3 inci sekaligus sebagai media penyalur air ke atas untuk
kemudian dialirkan ke seluruh bagian kerucut pohon Natal.
Agar lebih cantik, kerucut pohon dengan balutan lembaran
plastik putih disorot aneka lampu berwarna-warni beragam ukuran. Diperkirakan,
pembuatan pohon Natal jumbo dan artistik memakan waktu 15 hari.
“Kemungkinan
kalau tidak ada halangan pada 5 Desember pohon Natal sudah jadi dan bisa
dipajang di depan gereja:”, ujar
Pengurus GKMI Ebenhaezer Pendeta Daniel Kurniawan, kemarin.
Untuk menyelesaikan pembuatan pohon Natal yang diprediksi
terbesar di Pati itu, pihak gereja melibatkan sebagian besar dari sekitar 150
jemaatnya. Mereka tanpa mengenal jenis kelamin giliran membantu pembuatannya.
Untuk ide dua pohon Natal besar sebelumnya, menurut Daniel,
berasal dari jemaatnya yang terinspirasi pohon Natal artistik di Bali. Adapun
untuk pohon Natal kali ini merupakan buah pengembangan kreasi sebelumnya yang
hanya berupa kolam air mancur yang dipadu warna-warniu lampu.
Kolam yang terdapat di bagian belakang gereja itu dahulu
selalu menghiasi perayaan Natal dan Tahun Baru.
Karena letaknya, nuansa tersebut hanya bisa dinikmati
jemaat GKMI Ebenhaezer sehingga perlu diubah konsepnya dengan meletakkan di
bagian depan gereja.
dua pohon Natal besar sebelumnya, menurut Daniel,
berasal dari
Kolam yang terdapat di bagian belakang gereja itu dahulu
selalu menghiasi perayaan Natal dan Tahun Baru.
Karena letaknya, nuansa tersebut hanya bisa dinikmati
jemaat GKMI Ebenhaezer sehingga perlu diubah konsepnya dengan meletakkan di
bagian depan gereja.
“Spirit
Natal dan Tahun Baru harus disampaikan kepada semua umat. Bukan terbatas kepada
jemaat di sini saja. Dan kebetulan misi itu tersampaikan karena banyak orang
luar kota yang kebetulan lewat untuk turun sejenak dan berfoto dengan pohon
Natal kami,”paparnya.
Dia berharap, pohon Natal air bisa dihadirkan dalam acara
perayaan Natal bersama di Pendapa Kabupaten Pati yang biasanya dihelat setelah
Tahun baru. Agar kesan hari raya itu bukan hanya ritual kebaktian dan
kumpul-kumpul, tetapi ada nuansa lain yang lebih sakral dan mempererat persaudaraan
(M Noor Efendi-57) – Dikutip
sesuai aslinya.
Memoar of December, 2011
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
@
Pindahan dari blog Nuansa Iman GKMI Ebenhaezer,
tgl.6
Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar