Hujanpun
Tertahan
Mendung
yang menggantung di langit kota Pati Bumi Mina Tani seolah mau mengerti damba
jemaat GKMI Ebenhaezer di awal tahun 2015. Meskipun setiap sore hujan rajin
menyambangi kota ini pada minggu-minggu menjelang pergantian tahun 2014 – 2015
, namun sore itu, 01 Januari 2015 Pk.18.00, sang hujan menahan diri dan tidak
meneteskan setitik air, sehingga jemaat GKMI cab.Ebenhaezer dapat menjalankan
ibadah syukurnya. Bukan sekedar ibadah syukur menyongsong Tahun Baru 2015,
tetapi juga ibadah syukur menyambut anugerah Rumah Ibadah bagi jemaat ini. Meskipun
bangunan rumah ibadah masih belum tertata sempurna, namun lebih dari 150 jemaat
berduyun-duyun memadati ruang ibadah di “Tanah Godi”, Jln.dr.Susanto 108 Pati
tersebut.Jemaat nampak antusias dan jauh dari kekuatiran hujan turun yang akan
beresiko “membubarkan” ibadah karena atap bangunan masih terbuka sebagian
menampakkan langit kota Pati yang turut menyaksikan peristiwa bersejarah ini. Ketidaknyamanan karena tumpukan material dan
rangkaian bambu berbaur dengan bau debu dan semen tidak mengganggu jemaat untuk
menaikkan pujian syukur atas kebaikan Allah.
Bangunan
rumah Ibadah GKMI Ebenhaezer itu memang belum selesai dibangun ketika ibadah
pembukaan gedung baru di awal tahun baru ini di selenggarakan. Bukan hanya atap yang
belum terpasang lengkap, dinding bangunan pun belum diplester, lantai masih
berupa lantai lama dari semen yang retak di sana-sini, altar pun hanya berupa
gundukan tanah di lapisi triplek dan karpet, serta lampu-lampu hanya di tata bergelantung
seadanya. Dapat di bayangkan betapa “kacaunya” jika hujan tercurah dan
membanjiri bangunan ini. Namun Tuhan begitu baik. Dalam kasih-Nya, ia menopang
mendung kelabu dan setiap tetes air hujan yang siap turun. Ibadah berjalan dengan
lancar hingga usai, dan jemaat pun pulang dengan sukacita. Dan hanya selisih 1
jam kemudian, hujan mengguyur kota Pati dengan curahan yang begitu lebat.
Ibadah
pembukaan rumah ibadah ini di awali dalam pujian syukur dan Mazmur Bait Allah di
luar bangunan beratap langit, dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh gembala
jemaat, Bp.Pdm.Daniel Kurnawan,STh menandai dibukanya bangunan tersebut sebagai
rumah ibadah/gereja baru bagi jemaat GKMI Ebenhaezer. Diliputi oleh keagungan
hadirat Tuhan, jemaat dengan tertib memasuki ruang ibadah sambil melantunkan tembang
“Kemuliaan Bagi Tuhan”. Penari remaja “Militia Christy” – Shinta, Dewi, Thea, Nana dan Velly – dengan jubah kuning emasnya
membuka jalan prosesi dengan tarian yang membahasakan pujian syukur bagi
Kristus Sang Kepala Gereja.
Ibadah
ditata begitu rupa dengan lagu-lagu ceria untuk membangun sukacita jemaat,
namun tak urung sukacita itupun berbaur dengan linangan air mata haru jemaat
yang telah 6 tahun lebih bergumul dalam doa, upaya dan damba untuk memiliki
rumah ibadah sendiri. Senyum bersimbah air mata, dan tangis bernuansa bahagia
telah menjadi perpaduan istimewa yang mewarnai lantun “ Mars Ebenhaezer” yang
menggema memenuhi rumah ibadah Anugerah Allah dan menoreh awal kehadiran GKMI
Ebenhaezer di “Tanah Godi” – kel.Parenggan, Pati.
Penyertaan
yang Sempurna
Di
bawah thema “Penyertaan Yang Sempurna”, Bp.Pdm.Daniel Kurniawan mengupas Mazmur
139:1-12 yang mengungkap 3 sisi penyertaan Allah, yaitu dulu, kini dan masa
datang. Setiap jejak perjalanan di masa lalu merupakan bagian pembentukan Allah
bagi iman dan hidup kekristenan yang semakin didewasakan. Sekalipun harus
meninggalkan tahun 2014 dan gereja yang lama dengan segala kenangan yang indah,
jemaat di ajak untuk tidak terkurung dalam kesedihan, sebaliknya mampu melihat
karya Allah dalam bingkai syukur. Allah, yang olehnya jemaat berucap
“Ebenhaezer” di masa lalu sebagai pengakuan atas pertolongan Tuhan, adalah
Allah yang sama, yang olehnya jemaat pun dimampukan berucap “Ebenhaezer” di
masa kini dan di masa mendatang.
Secara
mengejutkan, jemaat melihat sebuah keunikan dari cara Allah bekerja. Sejak 17
Agustus 2008, jemaat diijinkan Tuhan meminjam tempat di Jln.Pemuda no.333 Pati.
Alamat dengan nomor yang menarik : “333”. Namun lebih menarik lagi, ketika
ternyata bahwa Tuhan memberikan waktu bagi jemaat GKMI Ebenhaezer untuk
beribadah di Jln.Pemuda 333 sebanyak 333 minggu. Sama sekali bukan rekayasa
apalagi direncanakan, namun itulah fakta yang mengagumkan dari penyertaan
Allah. Selama 333 minggu jemaat dipersiapkan Tuhan di Jln.Pemuda 333 tersebut agar
siap memasuki tantangan dan masa depan baru di “Tanah Godi” – tanah cermin
realita, asa dan komitmen : “God & I” – dimana jemaat akan bertumbuh
bersama dengan berpangkal tolak dari keintiman relasi inter-personal dengan
Allah yang mewujud dalam hidup komunitas dan pelayanan yang makin luas. Refleksi
pemaknaan Tanah Godi sebagai Tanah “God & I” ini menyiratkan intimitas
penyertaan Allah yang sempurna dalam kehidupan orang percaya. Menurut Bp.Pdm.Daniel
Kurniawan, ada 4 macam bentuk penyertaan yang digambarkan oleh Sang Pemazmur,
yaitu :
(1)
Penyertaan dari
luar dan dalam , yaitu penyertaan yang menembus dimensi fisik maupun psikis
manusia, pada apa yang dilakukan maupun apa yang masih dipikirkan/diinginkan. Di
awal lahirnya GKMI Ebenhaezer, dapat dikatakan jemaat tidak memiliki apapun.
bangunan pinjam, mimbar pinjam, kursi pinjam bahkan kantong kolekte dan semua
peralatan merupakan barang pinjaman. Namun secara fisik, Allah melengkapi
dengan semua fasilitas tanpa ada yang kurang. Secara psikispun, di awal
lahirnya jemaat GKMI Ebenhaezer, jemaat adalah orang-orang yang terluka dan
tersingkirkan. Namun Tuhan menguatkan hati jemaat untuk “tidak berharap pada
manusia” namun “berharap sepenuhnya pada Allah”. Lka hati Tuhan pulihkan,
bahkan hati yang baru untuk mencintai Tuhan lebih dari segalanya telah Tuhan
berikan.
(2)
Penyertaan dari
belakang dan depan, yaitu penyertaan yang menembus dimensi otoritas dan
kuasa, yang terkait dengan perlindungan
dan berkat. Telah terbukti bagaimana Allah menyertai jemaat dari segala
macam tekanan dan terror yang mengiris hati di masa lalu. Perlindungan-Nya
sungguh nyata, se-nyata berkat-berkat yang Tuhan curahkan. Masa lalu ada di
Tangan Tuhan, demikian pula perjalanan ke depan sudah dipersiapkan Tuhan dengan
tersedianya “Tanah Godi”. mentalitas jemaat dipersiapkan Tuhan, demikian juga
dengan lingkungan yang mendukung sedemikian rupa.
(3)
Perlindungan dari atas dan bawah, yang menembus dimensi ruang dan batas tempat, yaitu yang terkait
dengan penyertaan Tuhan dimanapun kita berada. Sebagaimana di Jln.Pemuda 333,
demikian juga di Tanah Godi, penyertaan Allah yang sempurna akan tetap
dinyatakan. Tidak ada yang berubah dari kasih Allah, sekalipun lokasi rumah
ibadah berubah. Penyertaan Allah tidak dapat dibatasi oleh ruang maupun tempat.
(4)
Penyertaan dari
dulu, sekarang dan mendatang, yaitu penyertaan Tuhan yang menembus dimensi
waktu. Itulah sebabnya jemaat berucap syukur “Ebenhaezer” !! dalam setiap waktu
dan kesempatan. Sebuah pengakuan akan sempurnanya penyertaan Allah.
Penutup
Dalam
ibadah yang dipandu panca-pemuji Komisi Ibadah “Ekklesia”: Bp.Pujiono, Ibu
Kenik, Ibu Sulih, Ibu Novi dan Ibu Lianita ini dihadiri juga oleh Bp.Suwarno
selaku Ketua RW, tetangga beragama Kristen disekitar lokasi, dan keluarga
Pdm.Nemueli Zega (Gembala jemaat GKMI Progo) dan keluarga Pdt.Paulus Hartono
(Direktur MDS). Dalam sambutannya,
Bp.Suwarno menyambut dengan gembira kehadiran GKMI Cab Ebenhaezer sebagai
gereja perdana yang hadir di wilayah pemerintahan desa Parenggan. Beliau
berharap agar gereja sungguh-sungguh menjadi berkat bagi masyarakat melalui
pelayanan sosial, kehidupan umat yang baik dan ramah lingkungan, serta
ketertiban dalam hidup bermasyarakat dalam konteks pluralitas yang saling menghargai
perbedaan. Bp.Pdm.Nemueli Zega dalam doanya membawa GKMI cab.Ebenhaezer dalam
permohonan atas berkat Tuhan bagi pergumulan di saat ini maupun harapan dan
tantangan di masa depan. Hamba Tuhan yang rela menaiki sepeda motor dari
Semarang ke Pati bersama istri dan kedua putri kecilnya ini menyatakan
kekagumannya atas kemajuan jemaat GKMI Ebenhaezer yang telah dikenal dengan
baik sejak awal kelahirannya, dan berharap dengan memiliki gedung gereja yang
baru ini maka jemaat akan mengalami pertumbuhan yang jauh lebih baik dan layak
untuk didewasakan. Sedangkan Bp.Pdt.Paulus Hartono memberikan nasehat pastoral yang
mengingatkan jemaat mengenai spirit natal yang melihat pada karya dan
pertolongan Tuhan Yesus bagi umat-Nya.
Ibadah
pembukaan rumah ibadah/gereja ini di akhiri dengan perjamuan kasih dan ramah tamah antar jemaat
dan warga Kristen yang hadir. Meskipun berbeda denominasi, warga menyatakan
siap mendukung dan bekerja sama dengan GKMI Ebenhaezer untuk menghadirkan
Kerajaan Allah di “Tanah Godi” pada khususnya dan kota Pati pada umumnya.
"Hitherto
the Lord has helped us."
Januari 2015
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar