Refleksi Karya Roh Kudus dalam 10 hari antara
Kenaikan Yesus (14 Mei 2015) s/d Pentakosta (24 Mei 2015) bagi GKMI Ebenhaezer.
Thema
yang diangkat dalam Kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, 14 Mei 2015 kali
ini sungguh mengingatkan kepada setiap jemaat GKMI Ebenhaezer mengenai makna
“MOMENTUM”. Ketika para murid menganggap momentum yang tepat “untuk memulihkan
Israel” adalah “Saat ini” , Yesus justru berkata "Engkau tidak perlu
mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya” (Kis
1:7).
Bagi
jemaat GKMI Ebenhaezer, betapa besar keinginan agar ijin IMB dapat segera
diberikan oleh pemerintah sehingga GKMI Ebenhaezer dapat segera membangun.
Momentum yang tepat adalah “saat ini” karena tak lama lagi GKMI Ebenhaezer akan
menahbiskan pendeta dan menghadirkan tamu-tamu se-sinode. Waktu yang tepat bagi
Allah untuk mengalikan dana bantuan bagi GKMI Ebenhaezer adalah “saat ini”,
karena dana tersebut dibutuhkan untuk segera membangun. Itulah yang seringkali
mencuat dalam doa-doa, yang – tanpa sadar – telah menetapkan momentum kami
adalah momentum yang tepat, “Tuhan tolong penuhi momentum itu”. Dalam khotbah
hari Kamis itu, Bp.Daniel mengingatkan jemaat, namun secara khusus hal itu juga
menjadi refleksi pribadi mengenai “kesalahan umum” dalam memahami momentum.
Sempat terpikir oleh penulis, mengapa ada banyak kesibukan penting yang berjalan dalam waktu bersamaan dalam
tugas/pelayanan penulis. Saat ini penulis seharusnya berkonsentrasi pada
penulisan thesis yang sangat terbatas waktunya (s/d Juli 2015) karena jika
tidak selesai, maka harus registrasi lagi dan membayar 7, 2 juta. Untuk
perpanjangan tersebut, bantuan subsidi 50 % dari gereja nampaknya tidak akan
diberikan. Namun pada saat yang sama, penulis harus berkonsentrasi dengan
urusan perijinan gereja (IMB) dengan segala persyaratan dan birokrasi yang
kompleks serta menyita waktu; Demikian juga dengan rancangan dan koordinasi
pembangunan dan penggalangan dana. Hal ini masih di tambah pada bulan-bulan
tersebut, dibutuhkan persiapan untuk Agenda Gereja terkait Masa Raya Paskah,
kenaikan Yesus dan Pentakosta dengan segala rapat dan konsep liturgy yang
kreatif. Pada saat yang sama, penulis juga harus mempersiapkan periode
pergantian pengurus dan periode program (bulan Juni 2015). Setiap komisi membutuhkan
pendampingan dalam rapat, evaluasi, penyusunan program, pleno hingga penyusunan
pengurus baru. Ada 11 komisi plus BPH, dan sebagian membutuhkan rapat 2 x plus
pleno 2 hari. hasil tersebut harus di sinkronisasikan, di ketik dan
dipersiapkan sebagai bahan Pleno. Belum lagi urusan menyusun thema tahunan,
penjadwalan pengkhotbah, tugas-tugas pelayanan intern maupun ekstern. Kemudian
ada lagi persiapan Sidang MPL (16-19 Juni), dimana penulis menjadi utusan dan
juga memimpin untuk konven pendeta. Sudah sangat padat…. dan masih ditambah
persiapan intensif dan rumit menyangkut rencana enahbisan pendeta pada tgl. 7
Juli. Ini bicara soal acara, undangan, penggalangan dana, kerja panitia,
pembuatan undangan, buku acara, khotbah sulung, sambutan-sambutan etc..etc.
Rasanya momentum tersebut kurang tepat, karena padat dan bertumpang tindih.
Namun perenungan Firman Tuhan menunjukkan bahwa penilaian penulis mungkin
salah, karena momentum Allah dengan semua aktivitas tersebut tentunya momentum
yang tepat bagi Allah.
Usai
ibadah kenaikan tersebut, jemaat diajak ber-Doa Puasa 10 hari mempersiapkan
diri menyambut hari pentakosta. Di harapkan tidak ada lagi “doa pemaksaan
momentum”, melainkan berganti dengan penyerahan pada “momentum Allah” sebagai
“Momentum terbaik”. Itulah hari I dari 10 hari yang luar biasa, yatu ketika
pencerahan Allah diberikan. Berikutnya, terjadi hal-hal yang menarik dan luar
biasa. Mari kita lihat !!
Hari 1 , Kamis, 14 : Pencerahan akan momentum Allah.
Hari 2, Jumat, 15 : Menghadiri HUT PIPKA, berjumpa beberapa kenalan dari Jakarta dan
para donatur PIPKA, yang menyatakan siap membantu dana GKMI Ebenhaezer. Bertemu
juga dengan utusan GKMI Jepara yang menyerahkan bantuan untuk GKMI Ebenhaezer.
Hari 3, Sabtu, 16 : Dapat kunjungan dari Ibu Insriatmi Paimoen, kakak dari
Alm.Pdt.Dwi Tjahjono (bapak-nya GKMI Ebenhaezer), dan merupakan ketua Dewan Pembina PIPKA yang hadir di jam
Doa bersama Mr John F. Lapp, Director for Asia and Middle East, Mennonite Mission Network USA Pimpinan Mennonite Mission Network wilayah Asia.
Mereka memberikan kekuatan spirit melalui doa mereka. Support rohani untuk tetap percaya akan waktu, cara dan kebaikan Allah. Support ini bagi sebuah gereja memiliki dampak yang sangat besar.
Hari 4, Minggu, 17 : Pagi, Mr.John Lapp datang lagi dalam ibadah umum dan
menyerahkan bantuan dari saudara-saudara di College Mennonite Church – Goshen. Jumlahnya besar,
dan datang dari jemaat yang tidak pernah kami temui atau kenal. Jemaat ini juga pernah mengalirkan bantuan untuk aksi sosial korban bencana banjir. Sorenya, ada
kunjungan survey dari FKUB langsung didampingi ketuanya, Dr.Choiron. Dan mereka menyatakan
bahwa FKUB tidak menemukan adanya keberatan warga, dan mereka akan memberikan
rekomendasi setelah beberapa revisi dari bendel pengajuan IMB. Aduuh....rasanya plong.
Hari 5, Senin, 18 : Makin Plong, ketika hasil revisi laporan diterima Ketua FKUB saat
penulis antarkan ke rumahnya. dan beliau menyatakan akan segera membuatkan
surat rekomendasi.Beliau nampak ramah dan bersahabat, dan menyatakan senang dengan cara GKMI Ebenhaezer dengan membangun relasi baik dengan warga terlebih dahulu.
Hari 6 , Selasa, 19 : Ada kiriman bantuan lagi ... Olala.....kali ini seseorang dari Demak, (entah pribadi atau dari GKMI Demak belum jelas, karena tidak ada konfirmasi lebih lanjut) , jumlah yang besar juga.
Halleluya. Sorenya rapat panitia, ada jemaat yang menyatakan siap membantu dana
untuk pembuatan kamar mandi . Kamar mandinya buat “yang bagus ya” (katanya) dan perluasan ruang ibadah, karena yang sekarang ini saja sudah nyaris nggak muat.
(Woow...padahal kapasitas sudah dibuat 150 kursi lho)
Hari 7, Rabu, 20 :
Rapat BPH, ada informasi bahwa persembahan granit dari jemaat siap digunakan (dan dari pihak penjual, bersedia memberi discount ... 50 % Woow..nggak main-main) , termasuk
persembahan cat....
Hari 8, Kamis, 21 : Menyambut lomba K-3, gereja dikunjungi para pejabat kabupaten, RT,
RW, Lurah dan tokoh-tokoh masyarakat Parenggan. Mereka masuk ke gereja dan Pak
Lurah justru yang menerangkan keberadaan gereja sebagai bentuk pluralisme
kehidupan beragama di Parenggan. Dikatakan oleh beliau, bahwa masyarakat
mendukung demikian juga pejabat penentu seperti FKUB. Para pejabat dan tokoh masyarakat menyambut kehadiran gereja dengan antusias.
Hari 9, Jumat, 22 : Ada kunjungan dari PT.Pura Barutama yang mensurvey dan akan memberikan
bantuan plafond senilai 80 jutaan. Diharapkan menulis rincian kebutuhannya.
Hari 10, Sabtu, 23 : Ada info masuk
bahwa Pemda siap membantu dana bagi pembangunan rumah ibadah, karena pemda
memiliki alokasi untuk itu. Pengurus diminta membuat proposal.
Pada
hari Minggu, 24 Mei 2015, dalam perayaan Pentakosta, jemaat menyambut dengan sukacita
rangkaian berkat tersebut. hal ini diyakini bisa terjadi di luar akal nalar
manusia, melainkan karena pekerjaan Roh Kudus. Pada hari itu juga diadakan
ibadah “unduh-unduh” (tuaian berkat Tuhan), dan jemaat tidak segan-segan memberikan persembahannya yang terbaik untuk rumah Tuhan, sekalipun tidak sedikit di antara mereka terbatas dalam hal ekonomi. Cinta seringkali membuat seseorang mampu memberi lebih dari kemampuannya. Persis jemaat Makedonia " Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku (Paulus) bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (II Kor 8:2-3)"
Sorenya
….. tetangga sebelah kanan gereja menginformasikan bahwa 50 % tanah dan rumah-nya
yang menempel di gereja, akan di jual untuk gereja, supaya lahan parkir lebih
luas dan tersedia ruang untuk Aula, ruang anak, koster, guest house..
…weleh..weleh…weleh… Betul-betul luar biasa momentum Allah.
Dalam
kekaguman akan momentum-Nya
"Hitherto the Lord has helped
us."
Memoar of May 14, 2015
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar