Jumat, 05 Juni 2015

TROPHY BERGILIR "PETRA CUP" 2010


LOMBA ANTAR KOMISI MEMPEREBUTKAN TROPHY BERGILIR "PETRA CUP"  
GKMI Ebenhaezer 
Jumat, 03 Desember 2010

Setelah tahun lalu Komisi Pria PETRA dengan sukses menggelar acara ”Quis Petra”, memperebutkan trophy bergilir Petra antar Komisi yang dimenangkan oleh Komisi Anak Sangkakala, kembali pada tahun ini dengan ”heboh” acara senada di gelar memperebutkan ”Trophy Bergilir” tersebut dan ragam hadiah menarik. Acara yang ditujukan bagi komisi – komisi di GKMI Ebenhaezer kali ini diikuti lengkap 11 komisi dengan masing – masing komisi mengirim utusan 5 orang. Bp.Rudy Kurniawan selaku ketua Komisi Pria PETRA menyatakan bahwa tujuan utama acara ini bukanlah perebutan kejuaraan atau saling mengalahkan, melainkan sebagai ajang untuk membangun kebersamaan sesuai dengan visi gereja yaitu mewujudkan ”Gereja sebagai Keluarga Allah yang Dewasa dan Bertumbuh dalam Segala Hal ke Arah Kristus”. Untuk itu, selain sportifitas juga diutamakan tekad hati membangun kesehatian dan sukacita bersama. 

Perlombaan kali ini memang jauh berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu penekanan utama pada aspek kognitif dengan ”ujian” pengetahuan seputar Alkitab, GKMI Ebenhaezer dan pengetahuan umum, untuk kali ini justru suasana akrab penuh canda dan tawa di kemas dalam bentuk perlombaan yang rekreatif. 

Pada sesi I, lomba yang digelar adalah ”Lomba – Mencoblos – Bunga Pinus” dipimpin oleh Bp.Rudy Kurniawan. Lomba ini terkait erat dengan salah satu proyek Komisi Pria PETRA yang masih berjalan, yaitu pembuatan pohon Natal raksasa (+ 5,5 meter) dari bahan bunga pinus. Tujuan sesi ini selain membangun kekompakan juga menguji kemampuan prediksi, bahwa dalam waktu yang ditentukan berapa banyak bunga pinus yang mampu ”di coblos” dengan tusuk gigi menjadi ”Pohon Natal Mini” seukuran Jempol kaki. Sebagian besar peserta cukup tepat memprediksi kemampuan, namun ada juga komisi yang ”kejeglong”, karena mengambil terlalu banyak namun tak mampu menyelesaikannya. Akibatnya, jangankan mendapat nilai, justru malah hasil kerja menjadi sia-sia karena nilainya dikurangi. Hidup ini memang penuh prediksi, karena itu dibutuhkan kecermatan, ketepatan dan keberanian. 

Sesi ke 2, bersifat asah otak ringan dengan mengisi ”Teka-Teki Silang” beregu. Materi yang disediakan oleh Sdr. Didiet ini memang ringan-ringan berat. Meski pertanyaan ringan, namun kadang-kadang terjadi jebakan yang tak terduga. Misalnya perbedaan negeri ”UR” (asal Abraham) dan ”US” (Asal Ayub). Waktu yang terbatas juga membuat peserta jadi ”kemrungsung” sehingga kadang terjadi salah tulis karena tidaks esuai jumlah kotak yang tersedia. 

Sesi ke-3 lebih menekankan tawa dan kerjasama. Acara yang dipandu oleh Bp.Pujiono ini menuntut kepatuhan peserta atas komando pimpinan, kesabaran dan ketekunan. Bentuknya sederhana, 3-4 peserta diikat dengan tali dan harus menghadap bertolak belakang, sementara di ujung tali-tali tersebut terdapat satu paku besar yang harus dimasukkan ke botol. Karena mereka tidak dapat melihat paku tersebut, maka mereka harus patuh pada perintah ”komandan” untuk bergeser, jongkok, maju atau mundur. Alhasil ”Lomba Memasukkan Paku” ini menuai tawa karena memang tidak mudah menyatukan gerak dan tujuan. Namun inilah inti dari permainan, yaitu jika kerjasama terjalin dan jemaat patuh pada komitmen dan pimpinan maka hasil yang baik akan diperoleh. 
Sesi terakhir merupakan sesi tantangan untuk membalik posisi dari yang kalah menjadi pemenang. Nilai yang ditawarkan tidak tanggung-tanggung, antara 300 s/d 2000, tidak ada pengurangan nilai jika salah menjawab. Yang dibutuhkan adalah keberanian dan kecermatan. Acara yang dipersiapkan oleh Bp.Daniel Kurniawan dengan memanfaatkan multi media dan dipandu oleh Bp.Abiezer Agus ini berupa ”Lomba Tebak Wajah”. Secara bertahap di screen LCD ditampilkan potongan wajah dan kelompok peserta diminta menebak. Potongan itu makin lama makin lebar dan jelas, sehingga makin mudah di tebak. Namun pada tahap awal, jemaat akan sulit menebak karena hanya sebagian kecil dari wajah yang dinampakkan. Satu hal yang membuat peserta penasaran adalah karena gambar tersebut adalah gambar jemaat GKMI Ebenhaezer yang nota-bene-nya hampir setiap waktu mereka jumpai. Bukan foto asing dan bukan foto artis, namun uniknya jemaat tidak semudah itu menebaknya. Hal ini karena Bp.Daniel Kurniawan dengan sengaja menutup bagian-bagian tertentu yang menjadi ciri khas jemaat tersebut, seperti mata, model rambut dll. Yang unik, bahkan ada jemaat yang tidak menduga bahwa itu adalah foto dirinya sendiri bahkan suaminyapun salah menebak. Tujuan yang dibangun melalui lomba ini adalah membangun pengenalan yang baik dalam kebersamaan sebagai keluarga di GKMI Ebenhaezer. Hanya melalui kedekatan, kebersamaan, relasi yang baik maka pengenalanpun akan terbangun dengan baik.


Pada akhirnya, acara yang dimulai Pk.18.00 inipun diakhir dengan sukacita pada Pk.20.30, dengan hasil :

Juara I kembali di rebut Komisi Anak ”SANGKAKALA”, 
Juara II Komisi Kematian ”CALVARY”, dan 
Juara III Komisi Kesaksian ”RHEMA”



Memoar of  December 03, 2010
Ebenhaezer
From the desk of  Daniel Lauw


@ Pindahan dari blog Nuansa Iman GKMI Ebenhaezer, tgl.6 Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar