LAST CHRISTMAS
Sebagaimana
tahun-tahun sebelumnya, Natal GKMI Ebenhaezer diadakan pada tgl.25 Desember. Pada
tahun 2014 ini ada sesuatu yang agak berbeda, karena inilah Natal terakhir GKMI
Ebenhaezer di jln.Pemuda 333 dan juga rangkaian Masa Raya Natal ke-7. Natal I
di adakan sebagai komunitas Persekutuan Umat Kristiani pada tahun 2008. Di
bawah thema “palungan Tahta Maha Raja”, Bp.Daniel mengajak jemaat untuk
menghayati perendahan diri Kristus demi menyelamatkan umat manusia serta
membentuk mentalitas rendah hati dan bebas dari keterikatan harta benda. Hal
ini di tarik pada konteks dimana jemaat akan berpindah dari lokasi nyaman dan
luas di Jln.Pemuda 333 menuju lokasi baru yang membutuhkan banyak perjuangan
dan dalam keterbatasan. Untuk sesuatu yang berdampak positif, Allah rela
meninggalkan zona kenyamanan-Nya di surga dan masuk dalam zona ketidaknyamanan
di sebuah “rumah baru”, yaitu palungan, kandang dan batas kemanusiaan. Bagi
umat Tuhan, pertumbuhan selalu berarti keberanian memasuki “wilayah baru” dan
meninggalkan status quo.
Ibadah
penghujung tahun 2014 sekaligus mengakhiri tahun-tahun di jln. Pemuda 333
menuju ke Tanah GODI, diadakan pada tgl. 31 desember dengan sakramen Perjamuan
Kudus yang dipimpin oleh Pdt.Paulus Hartono,M.Min (Direktur MDS Sinode). Thema
yang ditetapkan bukanlah thema baru, melainkan sudah di susun satu tahun
sebelumnya, bahkan sebelum ada rencanainformasi pindah ke tanah “God and I”,
namun thema ini ternyata sangat mengena, karena berbicara tentang penyerahan
hidup dan hidup dalam kuasa Allah, dengan thema “Jatuh ke tangan Allah”.
Suasana
haru masa transisi ini cukup dicairkan dengan penampilan “Opera van Ebenhaezer”
di bawah koordinasi Bp.Abiezer Agus S. penampilan jemaat yang menarikdalam
kostum sangat berimbang dengan acting natural yang mengutip kenangan-kenangan
indah dalam perjalanan di lokasi Jln.Pemuda 333, sekaligus memotivasi
keberanian untuk memasuki tantangan baru bersama Allah.
“Last Christmas” GKMI Ebenhaezer bukanlah
“last Christmas – forever”, karena rangkaian Christmas
dalam nuansa baru akan dinikmati di tanah God & I. Kali ini, tradisi rutin
membuat pohon Natal Jumbo dan “melekan” akhir tahun di tiadakan, karena panitia
menggunakan waktu dan tenaganya untuk memindahkan barang-barang dari lokasi
lama ke lokasi baru untuk menyambut “Tahun Baru di Tanah Baru”.
"Hitherto the Lord has helped
us."
Memoar of Januari, 2015
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar