Meski
bangunan belum sepenuhnya selesai, namun kekhidmatan dan kemeriahan Masa raya
paskah tidaklah berkurang bagi jemaat GKMI Ebenhaezer di lokasi baru,
Jln.Dr.Susanto 108 Pati. Thema utama “Cross to Heaven” terurai menarik dalam
minggu-minggu pra paskah hingga rangkaian pekan suci paskah berupa Minggu
palmarum, Doa Puasa 3 hari, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Reflektif dan Fajar
Paskah.
Enam
minggu Masa Pra-Paskah selalu di isi dengan penampilan-penampilan Vocal Group
yang membangun suasana penghayatan Paskah.
Minggu
Palmarum
Di
bawah thema “Kebenaran sebagai Pintu Gerbang Tuhan”, pdt.Theophilus menguraikan
sabda dalam Ibadah yang bercorak sukacita dan melimpah dengan daun-daun
palmarum. Tata Dekorasi yang dikerjakan Ibu Ita Widyati dan tim ini memang
optimal. Bukan hanya jemaat yang menerima daun palem, namun altarpun ditata apik dengan daun-daun palem menyambut Sang Raja. Komisi Remaja Militia Christy dengan ceria mempersembahkan talentanya
Doa
Puasa
Sebuah
acara yang kurang menarik, namun memiliki dampak luar biasa. Gereja tanpa doa
bukanlah gereja Tuhan, karena Doa membuka dialog dengan Sang pemimpin Gereja
sejati, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tiga hari Doa Puasa di hadiri rata-rata 25
orang dan panitia sama sekali tidak menyediakan konsumsi. Justru jemaat
sendiri, tanpa di himbau, di jadwal atau diminta yang membawa minum dan snack
untuk dinikmati bersama usai Puasa dan doa.
Kamis
Putih.
Dengan
tata lighting dan formasi khusus, Pdm.Daniel Kurniawan membuka Ibadah malam
Perjamuan terakhir bersama 80 jemaat. Ibadah teduh yang dikemas dalam rangkaian
refleksi ini dibuka dengan perenungan reflektif memasuki ibadah :
Di kala siang berganti malam,
Dan terang berangsur menjadi
kelam,
Tidakkah satu tanya menyeruak
dalam pikiran ....
”Jika hidup begitu fana ......
Jejak
apa yang sudah kita cipta ?”
Di kala usia makin merambah,
Bait demi bait kehidupan
pun terus berkisah,
Tidakkah satu tanya
menyibak hati yang resah ....
“Adakah sepenggal syair kehidupan
yang
memuliakan Allah ?”
Hidup ini penuh
dinamika.....
Baik suka maupun duka
berganti mencipta warna
Apakah hidup ini berarti di
mata Sang pencipta,
Tidak terlepas dari apa yang
kita perbuat bagi sesama
Kepada siapa kita berkaca ??
Bukalah hati... pasanglah telinga
Dengarkan IA bersabda
mengundang kita :
”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan ” (Matius 11:28-29)
Usai
rangkaian reflektif, jemaat di ajak duduk berhadapan dan saling membasuh kaki
sebagai simbol pertobatan & pemulihan, sekaligus simbol pengampunan,
perendahan diri, pemulihan dan pelayanan. Di iringi dengan tembang merdu yang
melantun dari mulut putrid pertama pdm.Daniel Kurniawan, Thea Elviolinda Christy
dengan lagunya “Mengampuni”, jemaat hanyut dalam suasana saling mengampuni dan
mendoakan. tak urung, mereka saling berpelukan dan menangis haru.
MENGAMPUNI
Ketika
hatiku tlah di sakiti
Ajarku
memberi hati mengasihi
Ketika
hidupku tlah di hakimi
Ajarku
memberi hati mengasihi
Ampuni, bila kami tak
mampu mengampuni
Yang bersalah kepada
kami
Seperti hati Bapa,
mengampuni,
Mengasihi tiada pamrih
Diharapkan
pemulihan relasi melalui Ibadah Kamis Putih ini akan mempersiapkan jemaat
memasuki Ibadah Jumat Agung keesokan harinya.
Jumat
Agung
Ibadah
Jumat Agung dan Sakramen Perjamuan Kudus di bawah thema “Jalan Pendamaian” ini
dipimpin oleh Pdt.Paulus Hartono,M.Min. Suasana haru mencekam ketika jemaat
diajak menyaksikan sebuah visualisasi pengadilan Yesus dan penyaliban yang
dimainkan oleh jemaat di bawah koordinasi Bp.Totok Sulistyono. Acara
visualisasi yang dikemas kontekstual dengan pemahaman umum dan bahasa Jawa yang
menolak keberadaan Yesus sebagai Anak Allah menarik hati jemaat, sehingga
Pdt.Paulus Hartono yang terbiasa menyusun naskah drama ini memberikan
apresiasinya. Berita Injil memang harus
disampaikan secara kontekstual namun benar dan menjawab kebutuhan orang akan
keselamatan.
CINTA YANG TERLUKA
by : Pdm.Daniel Kurniawan
dibacakan oleh : Ibu Novi
Natalia
Pada sebutir kerikil tajam
yang ku torehkan pada luka
terbuka-Mu
Ku temukan Cinta yang terluka
Aku tertawa .. aku puas dan
bersuka
Tanpa ku sadari, kerikil itu
menusuk makin dalam
Menyayat perih dan menyiksa
Namun Engkau tersenyum
menerima
Sekalipun hati-Mu terluka
Kar’na Cinta-Mu lebih dari
semua....
Pada sebutir kerikil tajam, nampak butiran dosa-dosaku
Pada kilatan cambuk bermata pisau, kutemukan kejahatanku
Pada lingkaran mahkota duri,
terpampanglah segala noda dan aibku ..................
................ dan pada salib-Mu, Yesus ......
Telah Kau terima segala luka dengan tangan
terbuka
Meski bilur-Mu menganga dan hati-Mu terluka
Engkau rela ....
Dosaku dan Cinta-Mu telah
bertemu
dan Kau rengkuh aku dalam
pelukan Kasih-Mu
Pada Kristus, ku temukan Cinta
tak bernoda
Meskipun pada Cinta itu ku
cipta luka........
REFLEKSI “LUKA HATI YESUS”
by : Pdm.Daniel Kurniawan
dibacakan oleh : Ibu Novi
Natalia
Mari
kita berkaca pada bingkai kehidupan
Bercermin
pada jejak-jejak perjalanan
Mengeja
ulang setiap syair masa silam
Apa
yang kita temukan …………….. ???????
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Mulut yang berucap setia namun hidup
berpaling muka ?
Hati yang mengukir cinta namun penuh
goresan luka ?
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Pandanglah
air mata-Nya
Tapakilah
jalan derita-Nya
Rasakan
kepedihan hati-Nya
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Luka ……….
Siapa kah yang telah
menorehkannya ???
Duka ………
Siapa yang telah menciptakannya ???
Sayup
kudengar tembang sendu : (lagu “Karena
Kita”)
Karena kita Dia menderita
Karena kita Dia di salibkan
Agar dunia yang hilang di s’lamatkan
Dari hukuman kekal
Sabtu
Reflektif
Ibadah
jam Doa kali ini ditata sedemikian rupa oleh Bp.gembala, sehingga jemaat duduk
bersimpuh di seputar lilin dan salib. Pujian tenang dan teduh membawa jemaat
dalam imajinasi keberadaan Yesus di antara kematian (Jumat) dan kebangkitan
(Minggu). Sabtu inilah saat Yesus terbaring sepi dalam gelapnya kematian. dan
hal itu di tempuhnya demi anugeerah keselamatan bagi umat yang dicintainya.
Tidak banyak jemaat yang hadir, hanya sekitar 40-an orang, namun hal ini tidak
mengurangi kekhidmatan ibadah yang dipimpin oleh litrurgos Ibu Debora Sukini.
Fajar
Paskah.
Pk.05.00
dini hari, jemaat sudah memenuhi ruang ibadah untuk menyambut dan merayakan
peristiwa kemenangan iman melalui kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. tanpa
kebangkitan-Nya maka sia-sialah iman orang Kristen, bahkan kekristenan tidak
akan ada. Visualisasi kebangkitan kali ini dibuat dalam visualisasi multi media
yang di rancang Bp.gembala, yang mengisahkan 14 stage perjalanan derita Yesus
hingga kepada kematian di kayusalib dan pemakamannya. Suasana hening membuat
jemaat menghayati jalan yang ditempuh Yesus melalui via dolorosa untuk
menyediakan kemuliaan bagi umat
tebusan-Nya. Firman Tuhan di bawah thema utama
“Cross to Heaven” di sampaikan oleh Ketua Sinode GKMI, Bp.Pdt.Paulus Sugeng
Widjaja, MAPS, Ph.D
SELAMAT PASKAH
"Hitherto
the Lord has helped us."
Memoar of June,
2015
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar