Majalah bGKMI - Perayaan Natal memang sulit
dipisahkan dengan kehadiran pohon Natal. Di dalam rumah orang-orang Kristen
hingga di dalam gereja, ragam pohon Natal akan terpampang dengan aneka hiasan
dan lampu kerlap-kerlipnya. Bahkan ada yang menghias tanaman cemara maupun “non
cemara” di halaman dengan lampu warna-warni. Ini merupakan pemandangan biasa
yang tidak terlalu mengherankan di saat-saat Natal seperti ini.
Namun akan cukup mengherankan
dan mengundang kekaguman, jika pohon natal yang dipasang berukuran raksasa.
Belum lagi jika pohon natal itu bukan dari pohon cemara asli dan berbahan
sesuatu yang unik. Inilah yang dijumpai oleh masyarakat kota Pati saat melintas
di jalan Pemuda 333, tepatnya di depan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI)
Ebenhaezer. Tak ayal banyak kendaraan dan pejalan kaki yang menyempatkan diri
sejenak untuk memandang dan berfoto bersama di depan pohon natal yang memiliki
tinggi 7 meter berujung bintang dengan tulisan di bawahnya “Ebenhaezer”.
Pohon natal unik ini nampak
cantik dengan lampu warna-warni dan beberapa hiasan natal yang digantungkan.
Keunikan pohon Natal yang berdiametr bawah 2,7 meter ini bukan hanya dalam
ukurannya , namun juga karena warna-warni dari bahan yang membentuknya.
Terhitung lebih dari 5.000 kuntum bunga plastik aneka warna memenuhi Pohon
natal yang berbahan styrofoam tersebut. Bunga plastik itu sendiri bukanlah
bunga-bunga mahal yang dijual di toko-toko, melainkan hasil kreasi jemaat GKMI
Ebenhaezer dengan menggunakan “tas kresek” (tas plastik) yang dimodifikasi
menjadi kuntum-kuntum bunga. Pembuatannya tidak terlalu sulit, dan inilah yang
dipandang mengasyikkan, karena sambil membuat jemaat dapat duduk bersama,
saling bercerita dan bercanda.
Itulah salah satu tujuan
“proyek” pembuatan pohon natal yang sudah mentradisi bagi jemaat GKMI
Ebenhaezer. Tercatat, inilah pohon natal ke-IV yang berhasil dibuat dan
dipajang di depan gereja. Pohon natal pertama (tahun 2009) berbahan dasar tali
rafia/tali plastik yang disisir halus dan dibalutkan pada pola pohon Natal. ini
mengingatkan pada karya ketrampilan anak-anak SD zaman dulu ketika membuat
“sulak” (kemoceng). Karena mudahnya, pembuatan bisa dikerjakan dari pria hingga
wanita, dari anak-anak hingga lansia. Demikian juga dengan pohon natal ke-2
(Tahun 2010). bahan dasar tidak kalah unik, yaitu dari buah pinus yang banyak
tersebar di hutan-hutan Pinus daerah Jepara. Teringat saat itu jemaat diajak ke
sebuah hutan pinus, lalu mereka “berlomba” mengumpulkan buah-buah pinus yang
bertebaran dan lazim digunakan sebagai bahan bakar bagi penduduk sekitar.
Setelah dibersihkan dan dipercantik dengan polesan plitur, jadilah pohon natal
buah pinus yang megah dan berat. Pohon natal Unik ke-3 (tahun 2011) yang dibuat
GKMI Ebenhaezer malah lebih ekstrim. yaitu Pohon Natal Air. Melalui pipa besi
yang menjulang 7 meter, air di kolam – kaki pohon di sedot ke atas dan
dialirkan melewati 7 buah payung plastik yang mengembang dari ukuran terkecil
(puncak) hingga ukuran terbesar di bawahnya. cahaya lampu yang tersembunyi
dibalik payuing-payung plastik menembuskan cahayanya dan menghias aliran air.
Pada kali ke-IV ini,
Bp.Abiezer Agus Santosa selaku pencetus ide dan koordinator tetap konsisten
untuk menampilkan sesuatu yang unik , indah namun berbahan dasar sederhana.
Nuansa natal bukanlah kemewahan melainkan kesederhanaan, namun bukan berarti
apa yang sederhana itu lalu ditampilkan apa adanya dan tidak menarik. Dengan
sedikit sentuhan kreatifitas yang terpadu dengan semangat natal dan kerjasama,
apa yang sederhana dapat tampil menarik dan indah. Untuk menggali ide, Bp.Agus
tidak segan-segan mencoba berbagai bahan pohon natal dan melacak di internet.
Alhasil muncullah pohon natal warna-warni yang di sebut sebagai “Rainbow Christmas
Tree”. Nuansa rainbow (pelangi)-nya makin nampak karena perpaduan hiasan dan
lampu aneka warna.
Sebagaimana pohon natal –
pohon natal sebelumnya yang sarat makna, demikian pula pemilihan bahan dasar
“tas kresek” dan warna-warninya juga mengandung makna yang dalam.
1. Bahan dasar “tas kresek”
merupakan bahan dasar yang murah, sering dibuang jika sudah dipakai karena
dinilai tidak terlalu berharga, sehingga tidak jarang menjadi sampah yang
mengganggu. Ini sebenarnya merupakan penggambaran hidup manusia tanpa Kristus
yang jatuh dalam dosa. Tidak berharga dan pasti akan terbuang ke neraka. Hidup
dalam dosa juga tak ubahnya hidup “sebuah sampah”, yang bisanya cuma mengotori, mengganggu
kesehatan dan merusak pandangan mata.
Namun hikmat Allah yang melampaui segala hikmat, kreatifitas Allah yang
terpadu dalam kebesaran kasih-Nya dengan lahir sebagai manusia dalam diri
Yesus, merupakan langkah besar untuk mengangkat “manusia sampah” dan
mengubahnya menjadi keindahan yang mengagumkan. Bukan lagi sampah yang
mengganggu, melainkan berubah menjadi bunga-bunga indah yang menyenangkan hati.
2. Bunga merupakan tanda cinta.
“Say with flower”, demikian kata mereka yang jatuh cinta. Dengan mengubah “tas
kresek” menjadi “bunga plastik”, memberikan makna bahwa peristiwa natal adalah
bukti kasih Allah kepada manusia, hingga rela memberikan Yesus Kristus untuk
menebus dosa. Natal adalah Cinta Allah bagi manusia. Hal ini makin dipertajam
dengan membentuk pola hati (heart) yang lazim dipakai untuk cinta
3. Warna-warni bunga bagaikan
pelangi (Rainbow) juga menjadi cerminan Natal. Karena Natal sesungguhnya adalah
langkah pemenuhan janji Allah untuk menyelamatkan manusia. Dalam Perjanjian
lama, pelangi adalah simbol janji Allah. dengan meng-ekspose warna-warni dalam
pembuatan pohon Natal ini, GKMI Ebenhaezer ingin mengingatkan manusia akan
janji Allah yang selalu “Ya dan Amin”. hidup memang tidak selalu berjalan aman,
mudah dan menyenangkan. Kadang hidup ini menjadi begitu sulit dan manusiapun
terpuruk bagai sampah. Dalam kondisi demikian, manusia sebenarnya sangat
membutuhkan pertolongan Allah, dan Allah sebenarnya telah berjanji untuk
menyelamatkan, mengubah kehidupan, memberikan pengharapan dan menganugerahkan
pemulihan. Manusia perlu diingatkan bahwa Tuhan berjanji tidak akan membiarkan
orang percaya “jatuh tergeletak”. dengan mengingat janji Allah yang disimbolkan
dengan pelangi dan warna-warni bunga di Pohon natal, dengan demikian manusia
akan dikuatkan. janji Allah adalah janji yang selalu tergenapi.
4. Tinggi 7 meter, memiliki makna
kesempurnaan. Numerologi Alkitab memang mengangkat angka “7” sebagai simbol
dari kesempurnaan. Ini mengandung makna bahwa karya keselamatan Kristus bagi
manusia adalah keselamatan yang sempurna melalui tapak-tapak yang dijalani Tuhan
Yesus sejak palungan (Natal) hingga palang (Penyaliban).
5. Bentuk cemara. Meskipun bahan
pembuatan selalu berbeda, namun GKMI Ebenhaezer tetap mempertahankan pola
tanaman Cemara. Mengapa demikian ? Karena (1) bentuk segitiga cemara menjadi
simbol Allah tritunggal (Marthin Luther), (2) mengerucut ke atas mengandung
makna hidup yang tertuju dan berpuncak ke atas, pada Allah (3) cemara adalah
simbol kekuatan. Ketika turun salju maupun badai, banyak pohon yang roboh dan
tercabut hingga akar-akarnya, namun pohon cemara tetap berdiri kokoh. Orang
Kristen seharusnya bagai cemara, lentur namun kuat. (4) Yesaya 60:13
menyebutkan bahwa pohon Cemara adalah pohon yang terpilih untuk menyemarakkan
bait Allah dan menguduskannya bagi kaki Tuhan yang akan datang. (5) Kehijauan
warna daun cemara juga menjadi simbol hidup kekristenan yang senantiasa segar
dan baru.
6. Pembuatannya. Meskipun tidak
seindah karya tangan profesional perangkai bunga, namun sistem pembuatan yang
melibatkan banyak jemaat menjadi cerminan dari kesatuan hati dan kerjasama
sebagai keluarga. Sebenarnya, inilah hakekat gereja. Ketika tangan-tangan
sederhana perangkai bunga “tas kresek” ini telah berhenti, dan mata mereka
memandang pada Pohon Natal yang indah sebagai karya bersama, maka jemaat
diingatkan untuk tetap menjaga kebersamaan sekalipun berbeda kepentingan dan
pemikiran. natal adalah pemersatu. bukan hanya antar manusia, namun lebih dari
itu, Natal menjembatani persatuan antara Allah dan manusia.
Inilah sekelumit makna
theologis dari sebuah Pohon Natal “tas Kresek” yang terpampang di depan GKMI
Ebenhaezer sejak hari Rabu, 9 Desember dan akan terpasang (menurut rencana)
hingga 9 januari 2013. Sebagaimana tahun
sebelumnya, karya unik dan cantik ini
terpampang di halaman surat kabar hingga dilayar kaca.
Memoar of December, 2012
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
@
Pindahan dari blog Nuansa Iman GKMI Ebenhaezer,
tgl.6
Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar