Kamis, 04 Juni 2015

PINEFRUIT - Pohon Natal GKMI Ebenhaezer thn 2010



POHON NATAL RAKSASA ALA GKMI EBENHAEZER PATI

Demikian judul sebuah tajuk berwarna ¼ halaman liputan Harian Jawa Pos, 25 Desember 2010 yang menampilkan berita tentang Pohon Natal karya jemaat GKMI Ebenhaezer. Sehari sebelumnya, harian Suara Merdeka juga melirik pohon Natal setinggi 5 meter dengan diameter 3 meter yang terpampang megah di depan GKMI Ebenhaezer Pati, dan memuat dalam liputannya pada tgl. 24 Desember 2010.
Tidak mengherankan jika insan pers tertarik untuk mengekspose pohon Natal tersebut karena keberadaan dan maknanya yang unik. Siapapun yang melewati jalan protokol Pati – Surabaya akan tercuri perhatiannya dengan keberadaan pohon besar berwarna coklat tua dengan pernak-pernik yang menarik hati tersebut. Terlebih jika malam hari, pohon yang dihiasi dengan 160 lampu tersebut nampak menyala terang bergantian tiap warna dari lingkar terbawah hingga ujung teratas yang berhiaskan bintang besar yang menyimbolkan bintang kelahiran Kristus. Tidak sedikit pengguna jalan raya yang berhenti sejenak sekedar memotret pohon Natal tersebut atau berfoto bersama di sekitarnya. Meskipun cuaca kadang kurang bersahabat dengan angin keras, hujan dan kadang panas terik, namun pohon Natal ini tetap berdiri kokoh dan tidak berhenti memijarkan cahayanya seolah menjadi sebuah kesaksian bahwa kekristenan memiliki keindahan yang patut dipancarkan bagaikan “bintang yang bercahaya di tengah kegelapan”, dan tidak berhenti memancarkan cahayanya meski diterpa badai, hujan maupun panas terik kehidupan.
Pohon Natal raksasa buah ide Bp.Abiezer Agus Santosa ini merupakan pohon Natal ke – 2 setelah pada tahun sebelumnya menampilkan pohon Natal Kreatif dengan bahan dasar rangkaian tali rafia yang mencapai ketinggian 4 meter dan terpampang di pendopo Kabupaten Pati (lihat bgkmi dan harian Suara Merdeka, 14 Januari 2010). Meskipun pada tahun ini kembali ada yang mengusulkan untuk mendirikan pohon tersebut di pendopo Kabupaten Pati, namun ukuran yang terlalu besar menjadi kendala untuk memindahkan pohon Natal tersebut, sehingga jemaat memutuskan untuk meletakkan di depan gereja saja.
Pohon Natal kali ini memiliki keunikan khusus karena dibuat dari buah pohon Cemara Pinus yang telah kering sebanyak 13.000 buah. Meskipun buah ini sudah kering dan mati, namun – anehnya – masih bisa bereaksi terhadap panas dan hujan. Ketika hujan, buah ini akan menutup dan ketika panas, ia akan mekar bagaikan bunga di musim semi sehingga membuat pohon Natal menjadi kelihatan lebih rimbun.
Sebagaimana tahun sebelumnya, ide dasar pembuatan Pohon Natal ini adalah untuk menjalin kebersamaan antar jemaat. Oleh karena itu sejak awal bulan Desember, sekitar 30 jemaat menjelajah beberapa hutan Pinus di sekitar Jepara untuk memungut buah-buah yang lazim digunakan sebagai bahan bakar oleh masyarakat setempat. Kemudian selama 2 minggu, jemaat bekerjasama di tengah canda dan keakraban untuk membersihkan, memoles, mengebor dan merangkai buah-buah tersebut. Alhasil, jadilah sebuah Pohon Natal yang bukan hanya mengingatkan jemaat akan sukacita buah kelahiran Kristus, namun juga men-citrakan hakekat persatuan yang diemban Kristus dalam kelahiran-Nya untuk mendamaikan bumi dan surga.
Dalam Refleksi Natal Jemaat GKMI Ebenhaezer, Pdm. Daniel Kurniawan,STh selaku gembala Jemaat memaknai Pohon Natal tersebut dari kacamata II Korintus  8:9 yang berkata “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”. Bp.Pdm. Daniel Kurniawan dengan cermat mengamati perubahan buah Pinus yang semula kotor, terbuang dan hanya menjadi bahan bakar belaka namun ketika ada tangan-tangan yang bersedia memungut dan membersihkannya, maka buah yang kotor dan terbuang itu seakan “naik pangkat”, nampak keindahannya dan dikagumi banyak orang. Demikian juga keadaan manusia tak ubahnya buah Pinus tersebut, kotor karena dosa, terbuang dari hadapan Allah dan calon bahan bakar Neraka. Namun Allah rela meninggalkan tahta kemuliaan-Nya dan menjadi manusia untuk memungut orang-orang yang terbuang, membersihkan dari kotoran dosa dan mengangkat dalam kemuliaan. Itulah kasih karunia yang mengubah manusia dari hina menjadi mulia, dari terbuang menjadi berharga, dari miskin menjadi kaya, dari calon bahan bakar Neraka menjadi pemilik surga.
Sebagai sebuah kenang-kenangan, panitiapun membagikan satu buah cemara pinus yang dihias berbentuk “Pohon Natal mini” kepada setiap jemaat, agar saat melihat buah pinus tersebut, jemaat sadar diri “siapa mereka sebelum Kristus datang dan seperti apa mereka setelah Kristus lahir” dan makin menyadari betapa besar kasih karunia Allah bagi mereka. 


SELAMAT NATAL


Memoar of Januari, 2009
Ebenhaezer
From the desk of  Daniel Lauw


@ Pindahan dari blog Nuansa Iman GKMI Ebenhaezer, tgl.5 Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar